Kamis, 06 September 2012

MARSDA TNI (ANUMERTA) ABDUL HALIM PERDANAKUSUMA


 Lahir: Sampang, Madura, 18 November 1922
Wafat: Malaysia, 14 Desember 1947
Makam: TMP Kalibata

Abdul Halim menamatkan pendidikannya di MULO (SMP). Sebelumnya ia sempat mengenyam pendidikan di Sekolah Pamong Praja di Magelang. Namun baru sampai tingkat II, Abdul Halim mengikuti milisi yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan Perang Dunia II. Abdul Halim kemudian mengikuti pendidikan Angkatan Laut di Surabaya. Ia sempat bekerja di Dinas Penerangan Angkatan Laut Belanda.
Pada waktu Jepang masuk ke Indonesia, ia dibawa oleh Belanda ke Inggris untuk mengikuti pendidikan di Royal Canadian Air Force bagian navigator. Sejak itu Abdul Halim lebih aktif di Angkatan Udara daripada di Angkatan Laut. Saat perang dunia II, Abdul Halim ikut dalam operasi-operasi udara sekutu di Eropa. Ia pernah melakukan 44 misi pengeboman atas Jerman dengan menggunakan pesawat AVRO Landcaster.
Setelah Indonesia merdeka, Abdul Halim kembali ke tanah air dan bergabung dengan TKR Jawatan Penerbangan di bawah pimpinan Komodor S Suryadarma. Kolonel Abdul Halim ditunjuk sebagai Pembina TKR Jawatan Penerbangan (sekarang AURI) bersama-sama dengan beberapa tokoh lainnya seperti Adi Sucipto dan Abdulrahman Saleh.
Pada waktu itu, satuan Angkatan Udara praktis belum terorganisir dengan baik dan praktis masih berada di bawah kesatuan Angkatan Darat. Abdul Halim dan Iswahyudi kemudian ditugaskan untuk membina organisasi AURI di Komandemen Tentara Sumatera. Selain itu, ia juga diangkat sebagai wakil II kepala staf Angkatan Udara dengan pangkat Marsekal Pertama. Abdul Halim juga ditugaskan untuk membuka hubungan luar negeri untuk mencari bantuan dan senjata. Tugas ini amat berat, mengingat waktu itu Indonesia sedang dalam masa konfrontasi dengan Belanda akibat Agresi Militer I Belanda.
Bulan Desember 1947, Abdul Halim dan Opsir Udara I Iswahyudi pergi ke Bangkok melaksanakan tugas Negara. Tanggal 14 Desember 1947, dalam perjalanan pulang ke tanah air, pesawat yang mereka tumpangi mengalami kerusakan mesin dan jatuh di Tanjung Hantu, Malaysia. Marsekal Pertama Abdul Halim dan Opsir Udara I Iswahyudi gugur pada kecelakaan tersebut.
Dalam tahun yang sama 1947, AURI kehilangan putra-putra terbaiknya, setelah sebelumnya Abdul Rahman Saleh dan Adi Sucipto yang juga gugur di Maguwo pada tanggal 29 Juli 1947. SK Presiden RI No.063/TK/1975 mencatat nama Abdul Halim Perdanakusuma sebagai pahlawan nasional.

Sumber: Ajisaka, Arya. 2004. Mengenal Pahlawan Indonesia. Jakarta: Kawan Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar